Kumpulan Puisi Maulana Jalaluddin Rumi
Pada menit aku mendengar kisah cinta pertamaku
Aku mulai mencarimu, tanpa tahu
Betapa buta waktu itu.
Para pecinta akhirnya tak bertemu di suatu tempat
Mereka sudah-selalu saling bersama
Diam-tenang adalah bahasa Tuhan,
Segala yang lainnya adalah terjemahan buruk
Saat aku bersamamu, kita terjaga sepanjang malam
Saat kau tak di sini, aku tak bisa tidur
Betapa berarti Allah bagi dua orang yang tak bisa tidur
Dan perbedaan di antara dua orang itu
Abaikan apapun yang membuatmu takut dan bersedih
yang menyurutkanmu ke belakang menghadapi sakit dan maut
Ketuklah, dan Dia akan bukakan pintu itu
Lenyaplah, dan Dia akan membuatmu bersinar bagai matahari
Jatuhlah, dan Dia akan menaikkanmu ke beberapa langit
Jadilah bukan-apapun, dia akan mengembalikanmu ke dalam segala sesuatu!
Saat kau lakukan segala sesuatu dari jiwamu
Kau rasakan sebuah sungai mengalir dalam dirimu
Suatu kebahagiaan
Biarkan kecantikan yang kita cintai menjadi apa yang kita lakukan
Ada ratusan cara untuk berlutut dan mencium tanah
Dalam cahayamu aku belajar bagaimana mencintai
Dalam kecantikanmu, belajar menuliskan puisi
Kau menari di dalam dadaku di mana tak ada siapapun melihatmu,
Namun kadang aku melihatmu
dan dari tatapan itu menjadi keindahan ini
Jangan bersedih
Segala yang hilang darimu
Datang dalam bentuk lain
Apa yang kau cari, sedang mencarimu
Jiwaku berasal dari tempat lain
Aku meyakini itu
dan aku akan mengakhiri semua ini dari sana
Begitulah Tuhan berfirman pada mawar
dan menyebabkan mawar tertawa dalam rupa kecantikan merekah
Dia bersabda pada hatiku
dan membuat hatiku ratusan kali lebih cantik
Seribu cinta separuh harus diabaikan untuk mendapatkan satu rumah cinta penuh
Inilah cinta: terbang di langit rahasia
menyebabkan seratus hijab luruh setiap saat pertama membiarkan pergi kehidupan.
Akhirnya, menjangkah tanpa kaki.
Duduk, tenanglah, dan dengarkan sebab kau sedang mabuk dan kita berada di batas langit-langit
Luka adalah tempat di mana Cahaya memasukimu
Di mana ada reruntuhan, di sana ada harapan terdapatnya harta karun
Aku ingin menyanyi bagai burung berkicau,
yang tak peduli apa yang mereka dengar ataupun pikirkan
Jadilah seperti matahari bagi memberi dan mengasihi
Jadilah seperti malam untuk menutupi kesalahan orang lain
Jadilah seperti alir air untuk kemurahan hati
Jadilah seperti maut untuk kesumat dan amarah
Jadilah seperti bumi untuk kerendahan hati
Muncullah sebagaimana kamu
Jadilah sebagaimana kamu muncul
Jika dalam haus kau minum air dari sebuah gelas, kau melihat Tuhan di sana.
Mereka yang tidak berada dalam cinta kepada Tuhan, hanya akan melihat wajahnya sendiri di gelas itu.
Oh langit, tanpaku, janganlah berubah,
Oh bulan, tanpaku, janganlah bersinar,
Oh bumi, tanpaku, janganlah menumbuhkan,
Oh waktu, tanpaku, janganlah berlalu.
Oh, kalian tak bisa pergi, tanpaku.
Jika kau terlalu sibuk melihat masa lalumu
Atau bahkan cemas terhadap kehidupan masa mendatang
Kau tidak akan melihat-Nya.
Dan jika kau melupakan-Nya hidup ini tak layak kau jalani...
Kau terlahir dengan dua sayap
Mengapa memilih merangkak sepanjang hidup?
Pelajarilah kimia manusia sejati yang mengerti.
Saat kau menerima masalah
Saat itu kamu sedang diberi pintu terbuka
Mereka bilang terdapat satu pintu dari hati ke hati,
namun apa gunanya pintu jika tidak ada tembok?
Berikan kelemahanmu kepada seseorang yang menolongmu
Bukan hanya haus yang mencari air
Air pun mencari haus
Tak ada lagi kata-kata.
Atas nama tempat di mana kita minum dengan nafas kita
Tetaplah sunyi bagai bunga.
Maka burung-burung malam akan mulai bernyanyi.
Jadilah seperti salju
Basuh dirimu dengan dirimu
0 Response to "MAULANA JALALUDIN RUMI"
Post a Comment