SAJAK SEONGGOK JAGUNG

SAJAK SEONGGOK JAGUNG
SAJAK SEONGGOK JAGUNG

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu
sang pemuda melihat ladang
ia melihat petani
ia melihat panen
dan suatu hari subuh
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala
Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja

Tetapi ini

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya

Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase
Ia melihat saingannya naik sepeda motor
Ia melihat nomor-nomor lotre
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal
tidak akan menolongnya

Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku
dan tidak dari kehidupan
Yang tidak terlatih dalam metode
dan hanya penuh hafalan kesimpulan
yang hanya terlatih sebagai pemakai
tetapi kurang latihan bebas berkarya
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan

Aku bertanya
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran
atau apa saja
bila pada akhirnya
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata
“ Di sini aku merasa asing dan sepi!”

W.S Rendra, 12 Juli 1975

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "SAJAK SEONGGOK JAGUNG"

Post a Comment